Perkumpulan Sekolah-sekolah Teologi di Indonesia (PERSETIA) memberi kepercayaan kepada Program Pascasarjana Teologi UKIM untuk menjadi host Summer School tahun 2024. Summer School adalah program PERSETIA yang dilaksanakan secara bergiliran setiap dua tahun di sekolah-sekolah teologi anggota PERSETIA. Pada kegiatan Summer School ini seluruh mahasiswa pascasarjana (terutama Strata-2) yang sedang menjalani studi teologi pada sekolah/fakultas teologi dari kampus-kampus penyelenggara pendidikan teologi anggota PERSETIA berkumpul dan mengikuti kuliah bersama dengan tema tertentu.
Tema Summer School tahun 2024 adalah Digital Theology (Teologi Digital). Empat orang narasumber diundang untuk mempresentasikan materi kuliahnya, yaitu Pdt. Jimmy Setiawan, MTS dari WOW Ministry; Dr. Leonard Chrisostomos Epafras, MA (Sekolah Pascasarjana UGM); Dr. Steve G. C. Gaspersz, MA (PPs UKIM) dan Prof. Binsar J. Pakpahan, Ph.D (STFT Jakarta). Setiawan mengisi sesi sharing pengalaman mengelola Digital Ministry selama beberapa tahun. Sementara Epafras mengantarkan materi tentang Theological foundations of the digital era. Keduanya menggunakan zoom meeting. Sedangkan Pakpahan menyampaikan materi kuliah Digital Theology dan Gaspersz mengulas Digital Ecclesiology. Dua orang yang disebut terakhir sekaligus diberi kepercayaan untuk menjadi dosen pendamping tugas mahasiswa untuk menyusun makalah akhir yang dipersiapkan sebagai publikasi artikel jurnal. Sebanyak 40 mahasiswa pascasarjana Strata-2 mengikuti Summer School ini secara intensif pada tanggal 5 s.d. 12 Agustus 2024 yang dipusatkan di Aula UKIM.
Dalam welcoming speech pada Acara Pembukaan Summer School, Direktur Program Pascasarjana Teologi UKIM, Prof. Dr. John Ruhulessin, M.Si., menyatakan: “Tema Digital Theology yang menjadi fokus diskursus teologis selama Summer School 2024 ini merupakan suatu tantangan berteologi kontekstual bagi Kristianitas dan gereja-gereja secara Mondial. Kita semua telah menjadi saksi sejarah bahwa teknologi informasi dan komunikasi digital tidak hanya menjadi perangkat pelengkap dalam kebutuhan hidup sehari-hari umat manusia, tetapi sudah menjadi cara mengada (eksistensi) diri kita sebagai manusia. Premo ergo sum – aku klik maka aku ada – kini telah menjadi adagium global sebagai dekonstruksi episteme klasik Rene Descartes Cogito ergo sum – aku berpikir maka aku ada.” Pada akhir sambutannya, Ruhulessin mengajukan sejumlah pertanyaan kritis untuk digumuli oleh peserta Summer School yang dengannya proses berpikir dan berteologi dapat sungguh-sungguh menjawab tantangan zaman ini.
Sementara itu, Ketua PERSETIA, Pdt. Justitia Vox Dei Hattu, Th.D., menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada PPs Teologi UKIM dan Panitia Lokal yang telah berkoordinasi sejak awal dan bekerja keras mempersiapkan segala sesuatu bagi pelaksanaan Summer School ini. Hattu juga memotivasi para mahasiswa peserta agar secara intensif mengikuti rangkaian sesi Summer School ini dan membangun diskusi bersama lintas sekolah teologi dan tradisi gerejawi sehingga Summer School ini juga dapat menjadi momen menjalin persahabatan yang lebih luas dan produktif dalam diskursus teologi di Indonesia. Seluruh pelaksanaan Summer School ini didampingi oleh dua Project Officer (PO) PERSETIA yaitu, Pdt. Dr. Welfrid Ruku, M.Th. (Fakultas Teologi UKAW Kupang) dan Pdt. Dr. Desiana Nainggolan, M.Th. (STT Bandung), bersama dengan Direktur Pelaksana PERSETIA, Imbran Batelemba Bonde, MA.
Pada hari terakhir Summer School, panitia lokal mengajak seluruh peserta untuk exposure ke Media Center GPM dan Badan Penerjemahan Alkitab GPM. Melalui exposure ini peserta belajar bagaimana gereja (GPM) mengimplementasikan penggunaan teknologi digital untuk mengembangkan pelayanan gerejawi melalui ruang-ruang virtual dan berbagai perangkat digital. Kegiatan exposure ini diakhiri dengan makan bersama di Pantai Natsepa, Ambon. Sayonara!