Pengembangan kampus UKIM dengan seluruh dinamika Tridharma Perguruan Tingginya tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan utama Gereja Protestan Maluku (GPM) sebagai pemilik yang memberikan mandat pengelolaan kampus ini kepada Yayasan Perguruan Tinggi (Yaperti) GPM. Salah satu yang menjadi kebutuhan pengembangan pendidikan yang diselenggarakan oleh GPM adalah penanganan tenaga pendidikan (guru) untuk melayani sekolah-sekolah dari jenjang SD hingga SMA melalui Yayasan Pembinaan Pendidikan Kristen (YPPK) Dr. J.B. Sitanala. Untuk maksud itu, maka kedua yayasan pendidikan milik GPM ini menyatukan komitmen untuk bersinergi dalam mempersiapkan tenaga guru yang memiliki komitmen menangani sekolah-sekolah YPPK yang tersebar di seluruh pelosok Kepulauan Maluku dan Maluku Utara.
Sinergitas tersebut diimplementasikan dalam rencana jangka menengah untuk mendirikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di UKIM. Sebagai embrionya, Yaperti GPM dan YPPK J.B. Sitanala mempersiapkan konsepnya bersama yang didukung oleh UKSW Salatiga. UKSW menjadi simpul sinergitas karena sejumlah prodi di FKIP UKSW telah terakreditasi “Unggul”. Ini menjadi persyaratan mutlak bagi persiapan embrio FKIP UKIM melalui Program Studi Di Luar Kampus Utama (PSDKU) yang diinisiasi oleh FKIP UKSW.
Pada Kamis, 17 Mei 2024, konsep dan perencanaan tindak lanjut dimatangkan dalam pertemuan bersama di ruang rapat FKIP UKSW Salatiga. Pertemuan ini dihadiri oleh Prof. Ferdy Rondonuwu, Ph.D (Wakil Rektor I UKSW), pejabat struktural FKIP UKSW, Ketua dan Sekretaris Umum MPH Sinode GPM, Ketua Klasis Pulau-pulau Lease, Ketua Yaperti GPM, Pengurus inti YPPK J.B. Sitanala, Rektor dan Wakil Rektor IV UKIM. Dekan FKIP UKSW, Dr. Helti L. Mampouw, M.Si., menyambut dengan sukacita terselenggaranya pertemuan ini dan mendorong agar dari sini semakin jelas arah pelaksanaan PSDKU. Penegasan yang sama juga disampaikan oleh Ketua Sinode GPM, Pdt. Elifas T. Maspaitella, M.Si., bahwa kebutuhan untuk merawat proses pendidikan melalui sekolah-sekolah milik GPM ini harus dilihat dengan semangat yang sama seperti merawat kehidupan jemaat-jemaat. “Dengan demikian, orientasi pembinaan jemaat tidak hanya tertuju pada ketersediaan fasilitas kerohanian seperti membangun gedung gereja dan pastori yang megah, tapi juga memperhatikan fasilitas-fasilitas pendidikan yang memadai bagi anak-anak jemaat untuk bersekolah secara layak dengan guru-guru yang terampil dan andal,” tandas Maspaitella.
Diskusi pendalaman dan persiapan dari kedua pihak berjalan secara konstruktif. Susunan tim akselerasi pun ditentukan bersama dengan pembagian tupoksi secara proporsional antara UKSW dan UKIM. Proses pematangan selanjutnya akan dilakukan oleh tim akselerasi PSDKU melalui pertemuan-pertemuan virtual yang akan digelar secara rutin. Kedua pihak berharap bahwa proses awal ini akan didukung oleh Senat UKSW dan LLDIKTI Jawa Tengah, sehingga dapat segera terimplementasi secara konkret.