Menjadi Pendeta di Geredja Indjili Maluku (GIM) Belanda
Pdt. Dr. Verry Patty
Fakultas Teologi UKIM menutup bulan pertama tahun 2024 dengan menggelar kuliah umum pada Rabu, 31 Januari 2024 di Aula UKIM. Penyaji Kuliah Umum kali ini adalah Pdt. Dr. Verry Patty, pendeta Geredja Indjili Maluku (GIM) di Belanda yang menjadi dosen/peneliti tamu pada Fakultas Teologi UKIM. Patty menyajikan ulasan yang lebih reflektif dengan topik “Menjadi Pendeta GIM di Belanda”.
Di hadapan para dosen dan mahasiswa fakultas teologi, Patty menarasikan pengalamannya sebagai seorang Maluku yang lahir dan menjalani kehidupannya di Belanda. Sejarah keberadaan komunitas Maluku dibentangkannya sebagai refleksi historis yang pedih. Namun, realitas kepedihan historis itu harus dijalani dan kemudian terinternalisasi sebagai realitas harus dihidupi oleh generasi-generasi orang Maluku di Belanda sejak tahun 1951 sampai saat ini. Dalam realitas kehidupan di negeri yang asing (Belanda) itu, Kristianitas dan identitas kemalukuan melebur menjadi satu identitas kultural-politis yang berkelindan. Benturan peradaban antar-generasi yang pernah terjadi telah menimbulkan pergolakan identitas secara internal.
Dalam realitas sosio-historis bersama-sama dengan masyarakat Belanda itulah, Geredja Indjili Maluku (GIM) bertumbuh dan menjalankan misi Allah, terutama dalam berbagai karya merawat iman Kristen orang-orang Maluku di Belanda. Sekularisme menjadi tantangan tersendiri bagi pemeliharaan iman Kristen orang-orang Maluku di Belanda, terutama bagi generasi ke-4 dan seterusnya. Jika memori kolektif generasi pertama hingga ketiga masih cukup kuat terikat dengan identitas kemalukuan yang murni, tidak lagi begitu bagi generasi ke-4 dan ke-5. Proses asimilasi identitas dan integrasi kewargaan telah menghisab generasi muda Maluku-Belanda ke dalam kebudayaan Belanda. Bagaimanakah Kristianitas orang Maluku di Belanda dapat dipertahankan dalam konteks semacam itu? Ini menjadi pertanyaan reflektif yang diajukan oleh Patty. Sekaligus dengannya Patty membuka cakrawala berpikir bagi mahasiswa fakultas teologi untuk melihat panggilan pelayanan jemaat pada konteks global, seperti di Belanda.[SG]









