Peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan tinggi seyogyanya dilakukan dengan semangat kolaborasi antara pihak universitas dan berbagai mitra, serta pemangku kepentingan lainnya. Semangat kolaborasi tersebut diwujudkan oleh UKIM dengan menggelar kuliah tamu secara berkala. Penyelenggaraan kuliah-kuliah tamu tersebut tidak hanya bertujuan menyerap berbagai informasi analitis dan pengetahuan para penyaji yang diundang, tetapi sekaligus memberikan input kepada sivitas akademika mengenai realitas sosial yang penting bagi artikulasi keilmuan yang digumuli oleh UKIM sebagai lembaga pendidikan tinggi.
Dengan semangat itu, pada Jumat, 13 Oktober 2023, UKIM mengundang Wakil Ketua I DPD RI, Letjen (Purn.) Dr. Nono Sampono, M.Si, untuk menyampaikan materi kuliah umum di aula. Rektor UKIM, Dr. Henky H. Hetharia, M.Th., dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Dr. Nono Sampono, M.Si yang bersedia meluangkan waktu di tengah kesibukannya sebagai Wakil Ketua I DPD RI untuk menyampaikan kuliah umum di UKIM. Rektor juga berharap bahwa kehadiran Wakil Ketua I DPD RI ini akan membuka peluang kerjasama yang lebih luas bagi akselerasi peningkatan kualitas pendidikan tinggi di UKIM.
Di hadapan 500 peserta (mahasiswa dan dosen) yang memenuhi ruang aula, Sampono mengulas topik “Perubahan Budaya dan Pola Pikir Menyongsong Indonesia Emas 2045” sekitar satu jam dan dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab bersama beberapa mahasiswa dan dosen. Pertanyaan-pertanyaan kritis yang diajukan oleh para dosen dan mahasiswa peserta kuliah umum tersebut kemudian ditanggapi oleh Sampono dengan sejumlah analisis yang lebih mendalam mengenai prospek dan proyeksi pembangunan menuju Indonesia Emas tahun 2045.
Salah satu isu yang disikapi serius oleh Sampono adalah kesiapan perguruan tinggi dalam membentuk kapasitas lulusannya untuk memasuki persaingan ketat pasar kerja sebagai dampak keterbukaan pasar global. Kawasan Asia Tenggara, terutama Indonesia, ditargetkan menjadi “kawasan pasar global” dari persaingan dagang sejumlah negara adidaya, seperti Amerika Serikat dan China. Sementara persoalan domestik yang dihadapi oleh Indonesia adalah ketidakmerataan program pembangunan karena faktor-faktor geografis kepulauan dan pendekatan pembangunan yang secara legal masih bertumpu pada paradigma kontinental. Kondisi inilah yang, menurut Sampono, mesti menjadi perhatian serius kalangan perguruan tinggi agar mampu mengembangkan inovasi-inovasi yang lebih kreatif untuk menciptakan pasar kerja sendiri.
Kuliah umum yang dimoderasi oleh Wakil Rektor IV, Dr. Steve Gaspersz, MA ini berakhir sebelum jam 12.00, yang dilanjutkan dengan makan siang bersama di ruang rapat rektorat.