Ambon, 4 September 2023 – Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) menggelar kuliah tamu yang menarik dan informatif dengan dua narasumber nasional yang berbicara tentang keamanan siber, teknologi informasi, dan peran generasi muda Maluku dalam menghadapi tantangan masa depan. Narasumber pertama, Mayjen TNI Dominggus Pakel, memperingatkan tentang dampak fatal dari salah publikasi konten online dan menekankan pentingnya menggunakan teknologi untuk kesejahteraan. Sementara narasumber kedua, Brigjen TNI Ferdinand Mahulete, membahas Proxy War dalam konteks kehidupan bermedia sosial dan peran pentingnya mahasiswa UKIM dalam mengatasi tantangan ini.
Mayjen TNI Dominggus Pakel, Deputi bidang Operasi Keamanan Siber dan Sandi BSSN menggarisbawahi pentingnya kemampuan analisis informasi dan peringatan tentang dampak fatal yang dapat dihasilkan jika konten atau narasi yang salah dipublikasikan di dunia maya. Dia juga menekankan pentingnya penggunaan yang bijak dari media sosial dan hubungan antara teknologi dan kesejahteraan. Pakel juga menyoroti isu-isu seperti manipulasi suara oleh kecerdasan buatan, peretasan data, dan disrupsi teknologi yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan dan big data.
Dalam konteks revolusi teknologi saat ini, Pakel menegaskan pesan kuat bahwa mereka yang menguasai data, menguasai dunia. Dia juga menyatakan perlunya menjadikan Pancasila sebagai center of gravity dalam menghadapi disrupsi teknologi dan ancaman dari kecerdasan buatan. Peran mahasiswa UKIM sebagai generasi Maluku yang unggul harus menjadi pioner dalam mendukung perubahan di Indonesia dan mendorong para mahasiswa untuk meraih kualitas sebagai sarjana yang berkontribusi bagi keluarga, Maluku, dan Tuhan Yang Maha Esa.
Sementara itu, narasumber kedua, Brigjen TNI Ferdinand Mahulete, Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Komunikasi BSSN, membahas konsep Proxy War dalam konteks perang dari generasi ke generasi. Dia membagi perang generasi menjadi lima generasi, dengan generasi kelima yang menggambarkan perang dengan tidak lagi menggunakan pasukan tetapi melibatkan pihak ketiga dan potensinya mahasiswa dapat dijadikan sebagai Proxy War. Mahulete mengingatkan tentang Perang Hybrid yang menggabungkan semua elemen konflik, seperti yang terjadi di Papua. Selain itu, Mahulete membahas dampak dari Proxy War di era siber yang dapat menimbulkan konflik horizontal. Ia mendorong mahasiswa Maluku untuk berdaya guna dalam mengatasi Proxy War, yang terdiri dari lima tahapan: (1) Infiltrasi; (2) Eksploitasi; (3) Politik Adu Domba; (4) Brain washing; (5) Invasi.
Dalam penutupan acara, sebagai closing statement, Dominggus Pakel menekankan pentingnya hati dan campur tangan Tuhan dalam mengupayakan kemajuan Maluku. Dia memperingatkan bahwa kehilangan satu individu dapat berdampak besar pada negara. Sementara Mahulete menegaskan bahwa UKIM mengemban tugas yang penting untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. Rektor UKIM, Dr. Henky H. Hetharia, M.Th juga menyatakan bahwa materi yang dibahas sangat berharga bagi UKIM dan kerjasama antara UKIM dan BSSN diharapkan dapat terus berlanjut. Akibat dampak dari era industrial 4.0 yang awalnya dari sistem konvensional kini telah bermigrasi menjadi serba digital. Oleh karena itu, sivitas akademika UKIM sangat perlu untuk mengetahui baik dan buruknya perkembangan teknologi tersebut. Apalagi sekarang hampir dalam semua aspek masyarakat menggunakan media sosial, dan ini dapat menjadi celah terjadinya Cyber Crime.
Kegiatan Kuliah Umum ini menunjukkan komitmen UKIM dalam memberikan wawasan dan pemahaman mendalam tentang isu-isu kunci dalam keamanan siber dan teknologi informasi kepada mahasiswa dan masyarakat Maluku. Semoga Kuliah Tamu ini menjadi langkah awal bagi generasi Maluku untuk menghadapi tantangan masa depan dengan lebih siap, sigap dan bijak.